Gimana ya rasa kebangsaan pemuda sekarang?
Topik : Masalah rasa kebangsaan di kalangan pemuda masa kini
Bagaimana rasa kebangsaan pada kalangan pemuda :
Rasa kebangsaan kalangan muda meningkat.
Contoh:
Dalam kasus Prita, banya kalangan muda yang merasa bernasib sama, sehingga mereka bersedia menggalang “Koin peduli Prita”. Itu membuktikan bahwa pemuda memiliki rasa persatuan yang erat untuk menuntut keadilan bagi rakyat kecil.
Dalam kasus Bank Century, banyak pemuda yang menginginkan pemecahan masalah Century karena mereka khawatir uang negara akan tidak jelas kemana ataupun jatuh ke tangan para koruptor. Hal itu dapat merugikan negara dan masyarakat. Rasa persatuan para pemuda agar pemerintah memberantas masalah korupsi yang masih merejalela.
Rasa kebangsaan kalangan muda menurun.
Contoh:
Dengan adanya otonomi daerah, yang lebih mengutamakan PAD (Putera Asli Daerah). Akan menghambat peluang bagi orang luar misalnya untuk menjadi pegawai negeri di daerah rantau/ di wilayah tersebut.
Perang antar suku atau perebutan batas wilayah, disebabkan karena kurangnya rasa persatuan.
Golput pada pemilu
Upacara siswa main sendiri karena, kurangnya jiwa nasionalisme
Apa penyebab pemuda kurang memiliki rasa kebangsaan :
Kurangnya rasa saling menghargai satu sama lain.
Dibangku sekolah sudah tidak ada lagi pelajaran PKN apalagi butir-butir pancasila yang bisa menuntun perilaku kita.
Kurangnya rasa persatuan.
Krisis kepercayaan yang dialami masyarakat kepada pemerintah.
Globalisasi.
Perdagangan bebas.
Kurangnya publik figur yang dapat dicontoh oleh masyarakat.
Mementingkan kepentingan daerah/ kelompok.
Kurangnya cinta ataupun tidak mengerti tentang budaya lokal
Upaya untuk menumbuhkan rasa kebangsaan :
Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah.
Menapak tilas para pemimpin atau pejuang.
Membuat pelajaran ilmu-ilmu yang berkaitan dengan rasa nasionalisme dibuat lebih menarik dan tidak membosankan.
Memajukan dan mengenalkan budaya Indonesia pada dunia luar.
Meningkatkan kualitas produksi dalam negeri sehingga tidak kalah dengan produk luar negeri.
Menghapus perdagangan bebas yang akan berdampak pada produksi Indonesia.